Kenali VR dan AR di SAO !
SAO (Sword Art Online) adalah seri novel
ringan Jepang yang ditulis
oleh Reki Kawahara dan diilustrasikan oleh ABEC. Serial ini
berlangsung pada masa depan yang dekat dan berfokus pada berbagai dunia
permainan virtual reality MMORPG .
Serial Sword Art Online
telah diadaptasi ke dalam sebuah serial anime dengan judul yang sama yang
diumumkan pada Dengeki Bunko Autumn 2011. Anime musim pertama ini menuai
kepopuleran dan kesuksesan. Bukan hanya musim pertama. Musim keduapun tak kalah
menarik.
Pada 22 Maret 2017 lalu,
The Movie pertama Sword Art Online dirilis untuk pertama kalinya di Indonesia.
Berbeda dengan seri sebelumnya yang menceritakan tentang Virtual Reality, dalam
ordinal scale teknologi berbasis AR pun akhirnya bisa dikembangkan.
Lalu, bagaimana dengan VR?
Apakah dengan adanya AR akan membuat kepopuleran VR sebelumnya meredup? Sebelum
itu, perlu kita ketahui terlebih dahulu teknologi berbasis VR dan AR yang
terdapat pada serial Sword Art Online.
![]() |
Nerve Gear |
Seperti yang kita ketahui
Nerve Gear dan Amusphere merupakan mesin FullDive yang diproduksi secara masal untuk kepentingan komersil.
Nerve Gear berbentuk menyerupai helm yang menutupi hampir seluruh bagian
kepala, dan bekerja dengan mem-bypass sepenuhnya
semua sinyal saraf dari otak ke tubuh manusia, dan menggantikannya dengan
sinyal-sinyal buatan untuk mensimulasikan lima indera manusia ke otak. Selain
itu, Nerve Gear memancarkan sinyal microwave elektromagnet dengan frekuensi
tinggi dan memiliki baterai cadangan yang sudah terinstalasi di
dalamnya.
![]() |
Amusphere |
Sedangkan Amusphere dikatakan bisa adalah ‘adik’ dari Nerve Gear
dan memiliki banyak perbaikan dari pendahulunya, termasuk perubahan frekuensi
menjadi frekuensi rendah, pemasangan beberapa safety net untuk menjamin keamanan
penggunanya berupa fungsi pendeteksian kondisi fisik dan fitur auto-logout ketika
mesin ini membaca sinyal-sinyal abnormal ketika digunakan. Disamping itu,
AmuSphere tidak memutus lima indera manusia sepenuhnya, sehingga stimulasi dari
luar masih bisa dirasakan ketika pemakainya sedang berada di dalam virtual
reality (VR).
Realitas
tertambah, atau kadang dikenal
dengan singkatan bahasa Inggrisnya AR (augmented reality),
adalah teknologiyang menggabungkan benda maya dua
dimensi dan ataupun tiga
dimensi ke dalam sebuah
lingkungan nyata tiga
dimensi lalu memproyeksikan
benda-benda maya tersebut dalam waktu
nyata.
![]() |
Augma |
Dalam hal ini, Augma
merupakan teknologi terbaru berbasis AR yang ditampilkan pada movie Swort Art
Online : Ordinal Scale. Terbukti, bahwa Augma menjadi lebih diminati
dibandingkan Nerve Gear maupun Amusphere. Namun, belum tentu teknologi AR
menjadi lebih aman dibandingkan teknologi fulldive sebelumnya. Tak dapat dipungkiri,
pemancar yang ada pada Nerve Gear sangat beresiko bagi penggunanya. Maka dari
itu, Amusphere diciptakan dengan tambahan pengaman bagi pengguna. Namun, hal
ini masih memiliki kelemahan. Maka, teknologi AR tanpa fulldive pun
dikembangkan.
Bagaimana dengan AR?
Apakah memiliki kelemahan?
Baik VR maupun AR tentu
memiliki kelemahan. Frekuensi tinggi yang bekerja pada Augma juga beresiko bagi
otak. Ketergantungan pada Augma juga merupakan salah satu kelemahan. Maka,
untuk tingkat keamanaan. VR dan AR sama-sama memiliki tingkat yang berbeda pada
tiap perangkatnya.
Sumber : Wikipedia,
kaorinusantara.or.id , duniaku.net
Komentar
Posting Komentar